Minggu, 30 Oktober 2011

SHOLAT

Ramadhan sudah sampai hari ke lima belas.
Malam ini aku sholat tarawih di Mushola Al Habib, mayoritas warga sholat di Masjid Al Falah di tengah desa yang lebih besar dan pusat dari kegiatan agama. Jamaah di Musholla Al Habib tidak terlalu banyak, hanya ada 4 saf masing-masing 2 saf pria dan wanita memenuhi ruangan 6x7 meter itu. Imam malam itu Mbah Amat, badannya sudah bungkuk, dialah pemilik tanah yang diwakafkan untuk mushola ini, entah tahun 70an lampau. Suaranya bergetar mengikuti umurnya yang sudah renta. Mbah Amat ini tiap pagi masih rajin ke sawah dengan memanggul paculnya. Sekali waktu aku berpapasan di jalan kusapa, lebih sering tidak menoleh karena pendengarannya pun sudah kurang peka.
Malam itu aku datang duluan, ketika sholatpun aku dapat posisi tepat dibelakang mbah Amat, langsung dibelakang sang imam.
Selesai sholat Isya, mbah Amat membalikkan badan, dia ingin menyampaikan kultum rupanya. Posisi dudukku yang persis dibelakangnya menjadikanku hanya berjarak satu langkah. Dengan suara yang terbata-bata dan masih lantang, dia memberikan kultum dalam bahasaya Jawa, sesekali pandangan matanya ke arahku, orang yang paling dekat dengan duduknya.
Begini kultumnya aku artikan dalam bahasa Indonesia..
 
“poro sederek, Sholat itu bukan hanya sekedar kita mengadapkan badan ke arah kiblat, tapi hati dan pikiran kita kemana-mana! Kita sering sholat sudah mengucapkan Allahu Akbar, tapi pikiran kita ada di jalan, pikiran kita tertinggal di rumah, pikiran entah dimana. Padahal kita sedang berhadapan dengan Gusti Allah! Padahal cara gampang untuk khusuk adalah hafalkan bacaan sholat dan artinya! Ketika mulutmu mengucapkan Allahuakbar, hatimu membenarkan bahwa Gusti Allah Maha Besar… Gusti Allah sik paling kuoso..” suara mbah Amat berat dan mantab!
Aku seperti kembali menjadi anak TPA yang baru belajar mengaji, tamparannya mengena dengan apa yang aku alami, betapa kadang kala ketika kesibukan mendera, dunia melenakan, badan ini sholat tapi fikiran entah kemana, terbang memikirkan pekerjaan dan dijerat kesibukan.
 
“buat apa sholat, jengkang jengking tapi kalo kita tidak paham hakekat sholat! Sholat ngebut seperti dikejar setan hanya untuk mendapat label ‘aku sudah sholat’ tapi hatimu tidak pernah menghadap Gusti Allah! Badanmu bergerak tapi hatimu mati.. ayo mulailah Sholat dengan khusuk! Engkau sedang menghadap Tuhanmu! Gusti Allah yang menciptakanmu…”
 
---------------------------------------
 Sholat Tarawih di mulai…
Mbah Amat mengangkat tangan dengan takbir, aku ikuti setiap bacaannya, aku berusaha fokus mengingat arti ayat yang kubisa, kulafalkan dalam hati tembus ke ubun-ubun..
-Di kutip dari blog milik Mas Saptuari www.saptuari.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar