Sabtu, 29 Oktober 2011

MELIPATGANDAKAN KEYAKINAN

Seorang pejuang sewaktu berlabuh di suatu tanah impian pada Juli 711M, langsung memerintahkan pasukannya untuk membakar seluruh kapal milik mereka sendiri. Tujuannya hanya untuk menanamkan keyakinan pada dirinya dan pasukannya yang berjumlah 12.000 orang, "Kita tidak mungkin mundur! Kita harus menguasai daerah ini!" Berbekal keyakinan sempurna itu mereka berhasil menguasai daerah tersebut dan mendirikan peradaban diatasnya, dimana peradaban itu berkilau dan memukau selama 700 tahun.

Terlepas dari itu, dengan keyakinan yang benar dan kesabaran yang benar, satu orang dapat menghadapi dua sampai sepuluh orang sekaligus (QS. 8: 65-66). Perlu diketahui, ini yang menjanjikan adalah Allah. Hendaknya janji Allah ini mampu melipatgandakan keyakinan Anda. Misalnya, dalam konteks bisnis. Dimana perusahaan kecil mampu menggusur perusahaan besar. Perusahaan anyar mampu menggeser perusahaan lawas. Sudah terlalu banyak contoh di luar disana. Nah, apa rahasianya? Nomor satu, yah itu tadi, keyakinan. Soal aset, akses, teknik, dan lain-lain, boleh nyusul.

Siapapun maklum, kejayaan dan kedigdayaan perusahaan bukan cuma ditentukan oleh produk yang inovatif, harga yang kompetitif, distribusi yang intensif, ataupun promosi yang masif. Bukan cuma itu! Yang penting ialah keyakinan individu-individu dalam perusahaan itu.

Keyakinan inilah yang membuat bisnis bergerak, omzet melonjak, dan laba menanjak. Seberat apapun tantangan, sebesar apapun tantangan tetap bisa dilewati dengan keyakinan.
Bicara soal keyakinan, kadang kita kalah telak dengan Iblis. Ini bukan sindiran, tapi kenyataan. Iblis jelek-jelek gitu masih punya yang namanya keyakinan.

• Iblis meyakini bahwa Allah itu Maha Kuasa. Iblis meyakini bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bayangkan, sebagian manusia masih membantah dan menyanggah, "Ini mustahil, itu mustahil!"
• Iblis menyakini bahwa Hari Pembalasan itu memang ada. Bayangkan, masih ada manusia yang meragukan dan mempertanyakan.
• Iblis meyakini bahwa surga dan neraka itu memang ada. Bukankah mereka pernah berada di surga dan manusia belum tentu akan berada di surga?
• Hanya saja, keyakinan Iblis berbeda dengan keyakinan manusia. Karena Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan manusia sampai akhir zaman dan sumpah ini telah diperkenankan oleh Allah, maka Iblis tidak akan memperoleh manfaat sedikit pun dari keyakinannya itu.

Kita manusia, Kita jauh lebih mulia daripada Iblis. Bahkan kita lebih mulia daripada malaikat. Sudah semestinya kita mengusung keyakinan yang lebih menjulang ketimbang Iblis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar