Minggu, 11 Desember 2011

Ketika Tangan dan Kaki Bersaksi

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan bersaksilah kaki mereka terhadap apa yang dahulu telah mereka kerjakan”. (Qs.Yasin: 65)

Saksi selanjutnya adalah anggota tubuh sendiri. Diantara para saksi, bisa jadi kesaksian yang diberikan anggota tubuh sendirilah yang paling dramatis sekaligus menyakitkan. Semasa di dunia, anggota tubuh sepenuhnya taat pada majikannya. Ia dikendalikan sepenuhnya, untuk memegang, berjalan dan beraktivitas. Tanpa kita sadari mereka seolah-olah, teman yang sangat loyal dan setia. Namun di padang Masyhar, ketika manusia diperhadapkan di pengadilan Ilahi yang Maha Dahsyat, anggota tubuh kita malah membeberkan aib-aib dan kesalahan kita secara terang-terangan dan terbuka. Tangan yang selama ini menjadi sahabat terdekat, yang membantu terpenuhinya segala hasrat dan keinginan, yang membuat kita mampu menggenggam dan meraih segala impian dan cita-cita, atas kehendak Allah membeberkan tentang kekejian, kebohongan, pengkhianatan, kejahatan dan kemunafikan. Tidak ada yang luput dan meleset sedikitpun. Kaki yang dahulunya loyal dan setia dilangkahkan kemana saja, berkonspirasi untuk mengumbar kejahatan-kejahatan apa saja yang telah dilakukannya.

Allah SWT berfirman, “Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allah-lah yang benar lagi yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya).” (Qs. An-Nur: 24-25).

Setiap anggota tubuh memberikan kesaksiannya atas amal-amal kita di dunia. Mata akan bersaksi atas apa yang dilihatnya, telinga bersaksi atas apa yang telah didengarnya, tangan berkisah tentang apa saja yang telah digenggam dan disentuhnya, kakipun menuturkan kembali riwayat perjalanannya layaknya reportase jurnalistik saking mendetailnya. Namun ada perlunya juga kita mengajukan pertanyaan, apa hikmahnya Allah memerintahkan kepada seluruh anggota tubuh untuk turut memberikan kesaksian?. Apakah saksi-saksi sebelumnya belumlah cukup?. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.” (Qs. Al-Kahfi: 54), di antara hikmahnya, kalau manusia masih bisa berkelit dan membantah kesaksian-kesaksian yang telah diberikan sebelumnya, namun dengan kuasaNya, anggota tubuh tidak bisa mengingkari berbagai hal yang telah dilakukannya, mereka akan menceritakannya sedetail-detailnya. Ditutup atau dikuncinya mulut, bukan berarti mulut terhalangi dari memberi kesaksian, melainkan maksudnya, mulut berbicara bukan lagi atas kehendak pemilik sebelumnya, semuanya telah kembali kepada Allah dan dengan izin-Nya, mulut dan lidahpun diperkenankan memberikan kesaksiannya.

Lidah, tangan dan kaki pada hari itu menjadi saksi-saksi nyata yang tak terbantahkan lagi, mengingat kebersamaannya selama di dunia dalam kehidupan manusia. Bersama lidah, tangan dan kaki, kebajikan-kebajikan ditunaikan, bersamanya pula, kemaksiatan diselenggarakan. Bersamanya, pengabdian maupun pengkhianatan, kesetiaan maupun perselingkuhan berjalan saling tumpang tindih dan berebut pengaruh. Manusia bisa saja membantah dan mengelak dari catatan amalnya, namun tidak kuasa lagi membantah, ketika anggota tubuhnya sendiri yang memberi kesaksian. Maka yang  ada tinggal kepasrahan menanti nasib, tidak ada lagi daya dan upaya selain keputus asaan, karena persaksian telah menjadi kuat dan pembuktian sudah menjadi akurat.

“Dan (ingatlah) hari (ketika) para musuh Allah digiring ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan (semuanya). Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. Kamu senantiasa menyembunyikan dosa-dosamu bukan sekali-kali lantaran kamu takut terhadap persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu, tetapi karena kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan ini adalah prasangka jelek yang kamu miliki sangka terhadap Tuhan-mu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Qs. Fushilat: 19-23).

Yang tersisa hanyalah sebuah protes yang tak berarti, “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?”

Allah SWT menjawab, “ …agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah..”(Qs. An-Nisa: 165).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar